Senin, 06 Maret 2017

Spesifikasi PC untuk Resident Evil 5


Sinopsis
Cerita dari RE5 ini menceritakan tentang petualangan Chris Redfield (yang sekarang jadi jauh lebih keren dan gahar) di suatu negara (fiktif/rekaan) di kawasan Afrika yang disebut Kijuju. Chris kini  telah menjadi anggota dari sebuah kesatuan yang disebut Bioterrorism Security Assessment Alliance  (BSAA). Kali ini ia ditugaskan untuk menyelidiki sebuah insiden yang terjadi di wilayah yang menjadi setting game ini. Lagi-lagi Chris tidak akan sendiri dalam petualangannya.

 

Ia akan ditemani oleh  seorang cewek latin berumur 23 tahun yang bernama Sheva Alomar (Biarpun namanya Sheva, bukan berarti  doi punya hubungan darah sama pemain bola asal Ukraina). Tidak hanya berusaha melakukan investigasi  mengenai sesuatu yang terjadi di sana, kehilangan Jill terus membayangi dirinya. Keberadaan Sheva  sebagai partner-nya kali ini pun sempat mengingatkannya dengan trauma kehilangan Jill. Seiring dengan  penyelidikannya mengenai apa yang tengah terjadi di balik penyebaran virus di kawasan ini, Chris pun  berharap untuk bisa menemukan kembali Jill, walaupun harus berhadapan kembali dengan Albert Wesker yang  telah menjadi musuh bebuyutannya. Ia masih menyimpan keyakinan bahwa Jill masih hidup di suatu tempat.

Di game kali ini, gamers akan bertemu dengan beberapa tokoh baru dan keterkaitan mengenai asal dari virus yang tersebar. Yang pasti, game ini punya cerita yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar setia franchise ini.


Gameplay 8,5
RE5 ini merupakan sesuatu yang baru, apabila game RE terakhir yang gamers mainkan adalah RE pertama (ya iyalah). Yup, karena bagi gamers yang sudah pernah memainkan RE4 di PS2 pastinya telah mengetahui bahwa  mekanisme gameplay-nya telah mengalami perubahan yang signifikan. Apabila RE pertama, kedua, dan ketiga  menerapkan sistem kamera yang fixed alias diam sementara karakter kita bergerak di dalamnya, RE4 telah  mengimplementasikan sudut pandang over-the shoulder pada gameplay-nya. Serupa dengan hal itu, RE5 juga  menerapkan sistem sejenis, yang sudah bukan merupakan hal baru lagi. Sama halnya seperti menggerakkan  Leon di RE4, gamers juga dapat mengarahkan sasaran tembak Chris secara manual, menggunakan serangan  melee untuk memastikan musuh benar-benar mati, menemukan kembali fitur QTE (yang sudah jadi salah satu fitur “pasar” pada game action), dan lain sebagainya.

 

QTE tersebut pun akan disajikan pada sejumlah bagian cinematic di game ini, jadi kalau Sobat Gadget menemukan bagian cinematic di game ini, bukan  berarti Sobat Gadget sudah bisa meletakkan controller Sobat Gadget. Perlu diingat juga bahwa QTE yang  muncul di game ini tergolong cukup responsif dan membutuhkan untuk ditekan dengan cepat. Mengenai  kontrol, apabila gamers sudah cukup terbiasa dengan kontrol pada RE4, sepertinya gamers akan dapat  mudah beradaptasi dengan kontrol yang ada di game ini, karena game ini menyajikan kontrol setipe dengan  kontrol yang ada di RE4 sebagai kontrol default-nya. Sobat Gadget juga dapat menggunakan tombol D-pad  untuk meng-equip item yang Sobat Gadget punya, dengan syarat Sobat Gadget harus meng equip item-item  tersebut di kotak nomor dua, empat, enam, dan delapan (sesuai dengan arah pada D pad).

Yang baru dan cukup ditekankan pada game kali ini adalah hadirnya karakter sidekick Chris, Sheva Alomar. Kerjasama dan interaksi Chris-Sheva merupakan kunci sukses gamers untuk menyelesaikan game ini.  Bagaimana jadinya kalau Chris itu cuma sendirian menghadapi para majini (sebutan untuk zombie/manusia  yang telah terinfeksi virus di game kali ini)? Kayaknya game ini bakalan cepat selesai karena Chris  bukanlah Solid Snake (padahal saya sendiri juga enggak tahu gimana jadinya kalau Solid Snake harus  melawan zombie-zombie semacam ini). 
Sheva akan bergerak di game ini untuk membantu Chris, mulai dari  membantu dalam menyerang, melindungi, memberikan pasokan amunisi, item penyembuh, menyelamatkan Chris  di saat kritis, hingga berperan sebagai slot inventory tambahan. Dengan menekan tombol B (O di PS3),  gamers dapat memanfaatkan fitur partner action yang memungkinkan gamers untuk melewati beberapa hambatan secara bersama. Seperti halnya bermain dengan pemain yang sesungguhnya, Sheva tidak akan  selalu menempel pada Chris dan seringkali berada di luar penglihatan kita. Untuk menemukannya, gamers dapat menggunakan tombol fitur locate partner yang ada sebagai pelengkap fitur partner di game ini.  Interaksi Chris-Sheva juga akan sangat berpengaruh dalam menghadapi boss-boss level yang ada. 



Tingkat  intelijensial Sheva disini juga bisa dibilang cukup responsif dan aktif, walaupun bisa juga dibilang  cukup dibatasi secara program. Sheva disini seringkali menyerang secara membabi buta menghabiskan  peluru, memenuhi inventory Sobat Gadget dengan item yang sebenarnya masih belum tepat waktunya, menggunakan item penyembuh di saat yang masih dirasa belum kritis, dan cukup sering menghalangi penglihatan di saat mendesak. Game ini juga menyertakan fitur attack reaction di dalamnya, yang berperan untuk menambahkan kesan realistis friendly fire pada game ini. Tidak perlu merasa khawatir, karena fitur tersebut juga dapat di-nonaktifkan. So, walaupun Sheva bakalan lumayan sering bikin gamers agak emosi, santailah sedikit karena setidaknya doi itu cewek (penting enggak sie?).

Zombie yang gamers hadapi kali ini disebut dengan majini, sosok yang kurang lebih masih mirip dengan ganados di RE4. Terlihat lebih realistis dengan beragam senjata yang mereka bawa untuk menghabisi Chris dan Sheva. Merobohkannya belum berarti telah mengalahkannya. Setelah menembak majini yang ada, apabila ia terlihat cukup lengah, Chris dapat lanjut menyerang dengan straight, hook, jab, uppercut, atau backhand yang kuenceeng punya. Jadi, body macho Chris ini memang bukan cuma sekedar pajangan aja. AI dari musuh-musuh yang ada pun bisa dibilang cukup oke. Musuh-musuh yang mati seringkali menyisakan gold, item atau amunisi yang dapat diambil. Inventory yang disediakan disini pun cukup terbatas dan bersifat real time. Sementara gamers mengotak-atik isi inventory di tengah serangan majini, bisa saja gamers diserang oleh musuh-musuh yang ada. Senjata-senjata yang ada di game ini pun dapat di-upgrade atribut-atributnya, seperti kapasitas, kecepatan reload, kekuatan, dan sebagainya, dengan menggunakan gold yang dapat ditemukan di sepanjang level. 
Dengan mengumpulkan treasure atau perhiasan yang ditemukan di sepanjang level, gamers dapat menjualnya untuk memperoleh tambahan gold. Seperti di game-game action pada umumnya, RE5 juga menambahkan fitur cover dengan memanfaatkan “against wall” di dalamnya, walaupun masih seringkali terkesan kaku dan tidak seluwes yang ada di Gears of War.

Apabila gamers telah memainkan game ini untuk beberapa waktu ke depan, bisa jadi gamers akan  mendapatkan kesan-kesan yang cukup mengingatkan gamers dengan hal-hal yang telah ada di beberapa game lain sebelumnya. Selain itu, sejumlah boss juga hanya dapat dikalahkan dengan menggunakan perintah-perintah khusus dan dalam situasi yang cukup beragam. Dari cara-cara yang “diberlakukan” pada game ini, cukup untuk memberikan kesan gameplay yang cukup logis dan realistis. Hal tersebut cukup mengingatkan juga bahwa Chris hanyalah manusia biasa dan bukanlah Solid Snake (Solid Snake lagi yang dibawa-bawa).

Di beberapa bagian di game ini, Sobat Gadget juga akan menemukan situasi-situasi yang benar-benar dapat membunuh Chris, walaupun Sobat Gadget masih memiliki health penuh. Misalnya, ketika menghadapi buaya di perairan dan ketika Sobat Gadget dihempaskan oleh boss terakhir pada game ini (penasaran kayak gimana? Coba aja main sampai selesai, dijamin keren deh game-nya). Overall, gameplay dari game ini bisa dibilang cukup balance.
Graphics 9,5
Kualitas grafis kembali menjadi aspek yang ditonjolkan pada game ini. Kalau belum percaya, coba lihat perbedaan antara Chris yang dulu dan yang sekarang (lihat Hands-On RE5 Mr. Kelly). Chris yang sekarang memang benar terlihat lebih macho dan keren punya. Kualitas grafis dari environment pada game ini pun terlihat baik secara keseluruhan. Begitu juga dengan pencahayaannya. Detil wajah dan fisik dari karakter-karakter yang ada telah diperlihatkan dengan sangat baik. Bahkan, detil dari baju yang dikenakan oleh Chris pun kelihatan sangat nyata dan benar-benar seperti dirajut dengan benang. Antara in-game dan cinematic pun tidak terlalu banyak berbeda. 

 

Selain itu, game ini juga menyertakan fitur khusus yang memungkinkan gamers untuk mengganti filter in-game. Jadi, gamers dapat memainkan game ini dengan beberapa pilihan filter yang dapat di unlock. Apabila Sobat Gadget menginginkan game ini terkesan seperti film horror klasik, Sobat Gadget dapat menggunakannya apabila telah membuka pilihannya. Yang menarik, pada beberapa bagian di game ini juga menyertakan sedikit flashback ingatan Chris mengenai apa yang terjadi di RE pertamax. Nuansa mengenai RE yang pertama tersebut digambarkan menyerupai tempat yang ada di Devil May Cry. Walaupun hanya sedikit, saya jadi cukup tertarik apabila RE di-remake(lagi...) untuk konsol next-gen, dengan gameplay yang sama ataupun diadaptasikan dengan gameplay RE sekarang. Detil para majini yang diperlihatkan pun terlihat cukup mengerikan dan bervariasi. Visualisasi yang ditampilkan pada game ini pun punya kualitas yang bukan main. Ada kalanya

Sobat Gadget dapat melihat visualisasi environment secara keseluruhan yang menyerupai foto panorama yang nyata. Secara keseluruhan, kualitas grafis ini merupakan salah satu yang terbaik di kelasnya.  Masih belum percaya? Coba mainkan saja sendiri, tentunya bakal semakin baik lagi di TV yang punya kualitas maksimal. Satu lagi yang cukup bikin puas di game ini adalah loading time yang cepat. Sayangnya, game ini dikabarkan mengalami beberapa permasalahan pada versi 360-nya. Akan tetapi, hal tersebut tampaknya tidak terlalu banyak berpengaruh.

Sound 9
Memainkan game yang semacam ini tentunya bakal jadi garing tanpa kehadiran sound yang oke punya. Sound yang ada cenderung terdengar cukup tematis dan sejumlah musik telah diciptakan dengan bumbu-bumbu bergaya tradisional Afrika yang pas dengan setting pada game ini. Kualitas voice over pun terdengar cukup menghidupkan karakter-karakter yang ada. Sound-sound yang ada pun punya peranan yang sangat berpengaruh dalam bagian-bagian cinematic di game ini.
 
 
Longevity 9
Game ini dibagi ke dalam 6 chapter dengan masing-masing chapter terdiri dari 3 bagian. Game ini relatif tidak terlalu lama untuk diselesaikan sekali, namun punya sejumlah unlockable yang cukup menarik untuk dibuka, misalnya saja unlockable outfits untuk Chris dan Sheva, unlockable filters, action figure, dan sebagainya. Dengan menyelesaikan game ini, gamers juga dapat membuka mode tambahan New Game +, Sheva yang playable, Mercenaries Mode, serta pilihan opsi Infinite Ammo. Selain itu, game ini juga menyertakan fitur co-op multiplayer di dalamnya. Seperti game-game sejenis, cerita yang berkaitan dengan seri sebelumnya akan menjadi daya tarik bagi gamers untuk terus memainkan game ini hingga selesai dan mengetahui mengenai kelanjutan ceritanya. Mercenaries Mode dan tingkat kesulitan yang berbeda sepertinya akan menarik untuk dicari tahu walaupun Sobat Gadget sudah menyelesaikan game ini sekali.
 
Spesifikasi PC Minimal
Processor : Core 2 Quad Q6600 2.4 GHz | AMD Athlon II X3 455
OS : Windows Vista (32 Bit)
Graphics : AMD Radeon HD 4830
Nvidia GeForce 9800 GTX
RAM : 2 GB
Hard Drive: 8 GB
Direct X : DX 10


Spesifikasi PC Rekomendasi
Processor : Intel Core i5-680 3.6 GHz | AMD Athlon II X4 620
OS : Windows 7 (64 Bit)
Graphics : AMD Radeon HD 6950

Nvidia GeForce GTX 290

RAM : 4 GB

Hard Drive : 8 GB

Direct X : DX 11

 

 


 
My Studio Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template